Dalam menyalurkan data baik antar komputer yang sama pembuatannya maupun dengan komputeer yang lain pembuatannya, data tersebut harus dimengerti oleh pihak pengirim maupun penerima. Untuk mencapai hal itu, data harus diubah bentuknya dalam bentuk khusus yaitu sandi untuk komunikasi data.
Coding : Penggambaran dari satu set simbol menjadi set simbol yang lainSistem sandi yang umum dipakai :
a. ASCII (American Standard Code for Information Interchange)
- Paling banyak digunakan
- Merupakan sandi 7 bit
- Terdapat 128 macam simbol yang dapat diberi sandi ini
- ΓΌ Untuk transmisi asinkron terdiri dari 10 atau 11 bit yaitu : 1 bit awal, 7 bit data, 1 bit paritas, 1 atau 2 bit akhir
b. Sandi Baudot Code (CCITT Alfabet No. 2 / Telex Code
- Terdiri dari 5 bit
- Terdapat 32 macam simbo
- Digunakan 2 sandi khusus sehingga semua abjad dan angka dapat diberi sandi yaitu :
- LETTERS (11111)
- FIGURES (11011)
- Tiap karakter terdiri dari : 1 bit awal, 5 bit data dan 1,42 bit akhir
c. Sandi 4 atau 8
- Sandi dari IBM dengan kombinasi yang diperbolehkan adalah 4 buah “1” dan 4 buah “0”
- Terdapat 70 karakter yang dapat diberi sandi
- Transmisi asinkron membutuhkan bit, yaitu : 1 bit awal, 8 bit data dan 1 bit akhir.
d. BCD (Binary Coded Decimal)
- Sandi 6 bit
- Terdapat 64 kombinasi sandi
- Transmisi asinkron membutuhkan 9 bit, yaitu : 1 bit awal, 6 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir.
e. EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code
- Sandi 8 bit untuk 256 karakter
- Transmisi asinkron membutuhkan 11 bit, ya itu : 1 bit awal, 8 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir.
Pengelompokkan karakter
Pada komunikasi data informasi yang dipertukarkan terdiri dari 2 grup (baik ASCII maupun EBCDIC), yaitu :
a. karakter data
b. karakter kendali
digunakan untuk mengendalikan transmisi data, bentuk (format data), hubungan naluri data dan fungsi fisik terminal.
Karakter Kendali dibedakan atas :
a. Transmisi Control
Mengendalikan data pada saluran, terdiri atas :
- SOH : Start Of Header
Digunakan sebagai karakter pertama yang menunjukkan bahwa karakteer berikutnya adalah header
- STX : Start of Text
Digunakan untuk mengakhiri header dan menunjukkan awal dari informasi / text
- ETX : End of Text
Digunakan untuk mengakhiri text
- EOT : End Of Transmision
Untuk menyatakan bahwa transmisi dari text baik satu atau lebih telah berakhir
- ENQ : Enquiry
Untuk meminta agar remote station tanggapan
- ACK : Acknowledge
Untuk memberikan tanggapan positif ke pengirim dari penerima
- NAK : Negatif Akcnowkedge
Merupakan tanggapan negatif dari penerima ke pengirim
- SYN : Synchronous
Digunakan untuk transmisi sinkron dalam menjaga atau memperoleh sinkronisasi antar peralatan terminal
- ETB : End of Transmision Block
Digunakan untuk menyatakan akhir dari blok data yang ditransmisikan, bila data dipecah menjadi beberapa blok
- DLE : Data Link Escape
Mengubah arti karakter berikutnya, digunakan untuk lebih mengendalikan transmisi data.
Catatan
: Header dapat berisi informasi tentang terminal, misalnya alamat,
prioritas, tanggal. Tidak semua sistem menggunakan ETX sehingga dalam
text harus ada informasi yang digunakan untuk merangkai berita.
b. Format Effectors
Digunakan untuk mengendalikan tata letak fisik informasi pada printout / tampilan layar
- BS (Back Space), menyebabkan kursor / print head mundur satu posisi.
- HT (Horizontal Tabulation), maju ke posisi yang telah ditentukan
- LF (Line Feed), maju satu baris / spasi
- VT (Vertical Tabulation, maju beberapa baris / spasi
- FF (Form Feed), maju 1 halaman (halaman baru)
- CR (Carriage Return), print head / kursor menuju ke awal baris
c. Device Control
Digunakan untuk mengendalikan peralatan tambahan dari terminal
d. Information Separators
Digunakan untuk mengelompokkan data secara logis. Umumnya ditentukan :
- US (Unit Separators), tiap unit informasi dipisahkan oleh US
- RS (Record Separator), tiap record terdiri atas beberapa unit dan dipisahkan oleh RS
- GS (Group Separator), beberapa record membentuk suatu grup dan dipisahkan oleh GS
- FS (File Separator),beberapa grup membentuk sebuah fike yang dipisahkan oleh FS
Digital Signalling dengan teknik encoding
Komunikasi data menggunakan sinyal digital. Kelemahan
: jarak tempuh pendek akibat pengaruh redaman/derau yang terjadi pada
media transmisi. Pengiriman sinyal analog : jarak tempuh jauh.
Demodulasi : tehnik mengubah digital menjadi analog. Gelombang pembawa sinyal ini disebut carrier dan berbentuk sinusoidal.
Terdapat
3 jenis modulasi untuk mengkonversi signal binary ke dalam bentuk yang
cocok melalui PSTN, yaitu amplitude, frequency and phase.
Teknik modulasi merupakan dasar dari frequency domain :
Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal
carrier dengan frekuensi fc.
1. Amplitudo
Adalah besarnya (tinggi rendahnya) tegangan dari sinyal analog
2. Frequency
Adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam waktu 1 detik
3. Phase
Adalah besarnya sudut dari sinyal analog pada saat tertentu
4 kombinasi yang dapat dihasilkan :
a. Data Digital, Sinyal Digital
Secara
umum peralatan untuk mengkode data digital menjadi sinyal digital
adalah sedikit lebih komplek dan lebih mahal daripada peralatan
modulator digital ke analog
b. Data Analog, Sinyal Digital
Yang diijinkan adalah menggunakan transmisi digital modern dan peralatan sakelar
c. Data Digital, Sinyal Analog
Beberapa media transmisi seperti serat optik / software yang han
ya merambatkan sinyal analog
d. Data Analog, Sinyal Analog
Ditransmisikan sebagai baseband yang mudah dan murah. Penggunaan modulasi untuk menggeser bandwidth dari sinyal baseband ke porsi lainnya dari spektrum
Masalah : bagaimana menggunakan tehnik
sinyal analog untuk pengiriman sinyal digital.
Sinyal digital mengenal dua keadaan (biner), maka digunakan tehnik modulasi. Dengan tehnik modulasi sinyal digital dapat diubah menjadi sinyal analog untuk dikirimkan dan setelah diterima diubah kembali menjadi sinyal digital.
Data Digital, Sinyal Digital
Elemen
sinyal adalah tiap pulsa dari sinyal digital. Data binari / digital
ditransmisikan dengan mengkodekan bit-bit data ke dalam elemen-elemen
sinyal.
Contoh : bit binari 0 untuk level tegangan rendah
bit binari 1 untuk level tegangan tinggi
kecepatan data signalling dalam bps (bit per detik)
Sinyal
unipolar adalah semua elemen sinyal yang mempunyai tanda yang sama,
yaitu positif semua atau negatif semua. Sedangkan sinyal polar adalah
elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level
tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif.
Durasi = panjang bit (1/R) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh transmiter untuk mengirimkan bit dengan kecepatan R
Kecepatan modulasi :
kecepatan perubahan level sinyal dalam satuan baud (besaran eleman sinyal perdetik)
Mark menunjukkan binari 1, dan
Space menunjukkan binari 0
Faktor kesuksesan penerima dalam mengartikan sinyal yang datang :
1. Ratio signal to noise (S/N) : peningkatan S/N akan menurunkan bit error rate
2. Kecepatan data / data rate : peningkatan data rate akan meningkatkan bit error rate (kecepatan error dari bit)
3. Bandwidth : peningkatan bandwidth dapat meningkatkan data rate.
Hubungan ketiga faktor tersebut adalah :
1. Kecepatan data bertambah, maka kecepatan errorpun bertambah, sehingga memungkinkan bit yang diterima error.
2. Kenaikan S/N mengakibatkan kecepatan error berkurang
3. Lebar bandwidth membesar yang diperbolehkan, kecepatan data akan bertambah
5 faktor evaluasi
(faktor-faktor yang mempengaruhi coding) :
1. Spektrum sinyal / signal spektrum
Ketidakadaan komponen frekuensi tinggi berarti diperlukan bandwidth sempit untuk transmisi.
2. Kemampuan sinkronisasi / clocking / signal synchronization capability
Untuk menghitung posisi start dan stop dari tiap posisi bit dengan mekanisme sinkronisasi.
3. Kemampuan mendeteksi error / signal error detecting capability
Kemampuan error detection dapat diberikan secara sederhana dengan pengkodean natural.
4. Tahan terhadap gangguan / signal interference and noise immunity
Digambarkan oleh kecepatan bit error.
5. Biaya dan kompleksitas / cost and complexity
Semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya.
Teknik Data Digital, Sinyal Digital terbagi atas :
1. Non-Return to Zero / NRZ
2. Return to Zero / RZ
3. Biphase
4. Delay Modulation
5. Multilevel Binary
a.d :
Non-Return to Zero / NRZ
Level tegangannya tetap selama interval bit tidak ada transisi.
a. NRZ-L (NRZ-Level)
Kode
yang digunakan untuk menghasilkan dan menginterprestasikan data digital
oleh terminal pemproses data / peralatan lainnya dan jika kode yang
digunakan untuk transmisi berbeda. (tetap seperti data awal)
b. NRZ-M (NRZ-Mark)
Keuntungan
transmisi dengan kode defferensial, dimana sinyal dikodekan dengan
membandingkan polaritas elemen sinyal yang berdekatan dari harga absolut
sinyal.
Keuntungannya : mudah dalam mendeteksi transisi noise
Bit = 1 jika transisi pada awal pulsa clock
Bit = 0 jika tidak ada transisi / perubahan
c. NRZ-S (NRZ-Space)
Sama dengan NRZ-M, tapi bedanya :
Bit = 1 jika tidak ada transisi / perubahan
Bit = 0 jika transisi pada awal pulsa clock
Return to Zero / RZ
- Untuk melihat perbedaan antara kecepatan data dan kecepatan modulasi
- Bit rate / kecepatan bit = 1/ tb, dan kecepatan maksimal modulasi = 2 / tb
- Ukuran minimal elemen signal adalah pulsa untuk binari 1 besarnya ½ panjang interval bit
- Kecepatan maksimum modulasi = 2 / tB
- Tidak memberikan perbaikan terhadap teknik NRZ, bandwidth sinyal besar
- Bit = 1, pulsa berada pada awal ½ interval
- Bit = 0, tidak ada pulsa
Biphase
- Diharapkan untuk mengatasi kerugian teknik pengkodea n NRZ dan RZ
- Sekurang-kurangnya memerlukan 1 transisi waktu bit dan sebanyak-banyaknya 2 transisi, sehingga kecepatan maksimumnya 2 x NRZ
- Keuntungannya adalah :
a. Synchronization, karena transisi dapat diramalkan selama masing-masing waktu bit sehingga penerima dapat sinkron dalam transisi tersebut.b. No-DC-Component, tidak mempunyai komponen DC, sehingga menghasilkan keuntungan untuk mendeteksi error. C. Error Detection, ketidak adaan transisi diharapkan dapat dipakai untuk mendeteksi error
Jenis-jenis Biphase :
a. Biphase-L (biphase-level / manchester)
Bit = 1, transisi dari high ke low di tengah interval
Bit = 0, transisi dari low ke high di tengah interval
b. Biphase-M
Selalu terjadi transisi di awal interval
Bit = 1, transisi di tengah interval
Bit = 0, tidak ada transisi di tengah interval
c. Biphase-S
Selalu terjadi transisi di awal interval
Bit = 1, tidak ada transisi di tengah interval
Bit = 0, transisi di tengah interval
Biphase
- Diharapkan untuk mengatasi kerugian teknik pengkodean NRZ dan RZ
- Sekurang-kurangnya memerlukan 1 transisi waktu bit dan sebanyak-banyaknya 2 transisi, sehingga kecepatan maksimumnya 2 x NRZ
- Keuntungannya adalah :
a. Synchronization, karena transisi dapat diramalkan selama masing-masing waktu bit sehingga penerima dapat sinkron dalam transisi tersebut.
b. No-DC-Component, tidak mempunyai komponen DC, sehingga menghasilkan keuntungan untuk mendeteksi error.
c. Error Detection, ketidak adaan transisi diharapkan dapat dipakai untuk mendeteksi error.
- Jenis-jenis Biphase :
a. Biphase-L (biphase-level / manchester)
Bit = 1, transisi dari high ke low di tengah interval
Bit = 0, transisi dari low ke high di tengah interval
b. Biphase-M
Selalu terjadi transisi di awal interval
Bit = 1, transisi di tengah interval
Bit = 0, tidak ada transisi di tengah interval
c. Biphase-S
Data Digital, Sinyal Analog
- Yang paling populer yaitu jaringan telepon umum. Device yang dipakai adalah modem (modulator dan demodulator) yang mengubah data digital ke sinyal analog (modulator) dan sebaliknya mengubah sinyal analog ke data digital (demodulator).
- Karena operasi modulasi meliputi 1atau lebih dari 3 sifat sinyal pembawa yaitu amplitudo, frequency, phase, dimana sinyal yang dihasilkan menempati pusat bandwidth pada frequency pembawa
a. ASK = Amplitudo Shift Keying
- 2 bilangan binary digambarkan oleh 2 perbedaan amplitudo dari frequency pembawa
- Dapat menerima perubahan perbesaran secara tiba-tiba dan teknik modulasinya kurang efisien
- Dalam jalur voice grade adalah digunakan hanya untuk diatas 1200 bps
- Data = 1, level high
s(t) = A cos (2pfct) + qc - Data = 0, level low
s(t) = 0b. FSK = Frequency Shift Keying
- Harga 2 binary digambarkan oleh 2 perbedaan frequency mendekati frequency pembawa
- Sangat mudah membuat kesalahan dibanding ASK
- Dalam jalur voice grade adalah digunakan hanya sampai dengan 1200 bps
- Dipakai untuk frequency tinggi pada jaringan locak dengan kabel coaxial
- Data = 1, frequency f1
s(t) = A cos (2pf1t) + qc
- © Data = 0, frequency f2
s(t) = A cos (2pf2t) + qc
c. PSK = Phase Shift Keying
- Harga 2 binary digambarkan oleh 2 perbedaan phase dari frequency pembawa yang digeser untuk menggambarkan data
- Data = 1, phase = 1800
s(t) = A cos (2pfct) + qc
- Data = 0, phase = 00
s(t) = A cos (2pf0t)
d. QPSK = Quardrature Phase Shift Keying
- Metode yang lebih komplek dalam sistem pengiriman
- Memakai pergeseran phase perkalian 900
- Tiap urutan 2 bit dinyatakan dengan phase yang berbeda
- Tujuannya agar pengiriman data lebih cepat dan penggunaan bandwidth medianya lebih efisien
- Data 11, s(t) = A cos (2pfct) + 450
- Data 10, s(t) = A cos (2pfct) + 1350
- Data 00, s(t) = A cos (2pfct) + 2250
- Data 01, s(t) = A cos (2pfct) + 3150
Secara
umum kecepatan pengiriman data yang termodulasi (D) tergantung pada
kecepatan pengiriman data dan banyaknya data yang dikirim secara
paralel, sehingga :
D = R / l = R / log2 L
Dengan : D = kecepatan modulasi
R = kecepatan data
L = jumlah perbedaan elemen-elemen sinyal
I = jumlah bit per-elemen sinyal
Bandwidth signal modulasi :
a. Bandwidth transmisi BT untuk ASK dan PSK
BT = ( 1 + r ) R
Dengan : BT = bandwidth transmisi (Hz)
r = faktor transmisi, dimana 0<1
R = kecepatan bit (bps)
b. Bandwidth transmisi BT untuk FSK
BT = 2LF + ( 1 + r ) R,
dimana LF = f2 – f1
Dengan : LF = offset frekuensi modulasi dari frekuensi pembawa
f1 = frekuensi sinyal
f2 = frekuensi pembawa
c. Bandwidth transmisi BT untuk multilevel PSK
BT = ( (1+r) / l ) R = ( (1+r) / log2 L) ) R
Efisiensi Bandwidth
Eb/No = S/NoR
Hubungan antara noise dengan bandwidth signal BT adalah N = No . B
T
Maka :
Eb/No = (S. BT) / NR
Jadi kecepatan bit error dapat dikurangi dengan kenaikan Eb/No dengan dilakukan oleh kenaikan bandwidth / penu
runan kecepatan data dengan menurunkan effisiensi bit.
Pendekatan untuk mendapatkan bandwidth yang lebih baik adalah :
BT = 0,5 ( 1 + r ) D
Untuk NRZ, D= R, maka :
R/B = 2 / (1 + r)
Data Analog, Sinyal Digital
Digitalisasi adalah :
- Proses transmisi data analog ke dalam sinyal-sinyal data
- Konversi data analog ke dalam sinyal digital
Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses digitalisasi adalah :
1. Data digital dapat ditransmisikan menggunakan NRZ-L
2. Data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode selain NRZ-L
3. Data digital dapat dikonversikan ke dalam sinyal analog dengan menggunakan 1 dari teknik modulasi
Contoh :
Data
suara yang berupa data analog akan di-digitalisasi dan dikonversikan ke
dalam sinyal analog ASK, maka peralatan yang dipakai untuk konversi
data analog ke dalam bentuk digital dalam transmisi dan memperoleh
kembali barisan data analog digital diketahui sebagai CODEC (Coder – Decoder)
Teknik CODEC (Coder and Decoder)
1. PCM = Pulse Code Modulation
Berdasarkan
teori sampling, apabila sinyal f(t) di sampling pada interval waktu
reguler dan kecepatan tertingginya 2 kali atau lebih dari ketinggian
frequency sinyal yang mana sample berisikan seluruh informasi sinyal
asli, maka fungsi f(t) dibentuk kembali dari sample ini menggunakan low
pass filter.
Sinyal original diambil untuk bandlimited dengan bandwidth B, sample diambil pada rate 2B atau setiap 1/2B detik, yang digambarkan sebagai pulsa sempit yang amplitudonya sebanding dengan harga sinyal original. Proses ini dinamakan PAM (Pulse Amplitudo
Sinyal original diambil untuk bandlimited dengan bandwidth B, sample diambil pada rate 2B atau setiap 1/2B detik, yang digambarkan sebagai pulsa sempit yang amplitudonya sebanding dengan harga sinyal original. Proses ini dinamakan PAM (Pulse Amplitudo
Modulation) yang merupakan langkah pertama dari PCM.
2. DM = Delta Modulation
- Data analog fungsinya kurang lebih seperti tangga rumah yang bergerak keatas ke bawah oleh 1 level quantizasi pada masing-masing waktu sampling
- Sifat terpenting dari fungsi tangga rumah / staircase function adalah binary. Pada masing-masing waktu sampling fungsi gerakan keatas kebawah jumlahnya adalah konstan, maka keluaran proses DM adalah single binary digit untuk masing-masing sample. Pada pokoknya aliran bit dihasilkan dari pendekatan pengurangan amplitudo sinyal analog.
- Nilai 1 = dihasilkan jika fungsi tangga rumah bergerak keatas selama interval berikutnya
- Nilai 0 = dihasilkan kebalikannya
- Sinyal berubah 0,1,0,1 dipakai jika amplitudo konstan
Data Analog, Sinyal Analog
Modulasi adalah : Proses kombinasi sinyal masukan m(t) dan sinyal pembawa (carrier) pada frequency fc untuk menghasilkan sinyal s(t) yang mempunyai bandwidth yang biasanya berpusat pada fc.
Prinsip teknik modulasi menggunakan data analog adalah :
a. AM = Modulasi Amplitudo
Modulasi
ini menggunakan amplitudo sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan
sinyal digital, dimana frequency dan phasenya tetap, amplitudo yang
berubah.
Dengan
cara ini, maka keadaan ‘1’ (high) diwakili dengan tegangan yang lebih
besar dari ‘0’ (low), misalkan ‘1’ = 5 V dan ‘0’ = 0 V.
b. FM = Modulasi Frequency
Modulasi
ini menggunakan sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan sinyal
digital, dimana amplitudo dan phasenya tetap, frequency yang berubah.
Kecepatan transmisi mencapai 1200 bit persekon. Untuk transmisi data
sistem yang umum dipakai FSK
c. PM = Modulasi Phase
Modulasi
ini menggunakan perbedaan sudut phase sinyal analog untuk membedakan
kedua keadaan sinyal digital, dimana frequency dan amplitudo tetap,
phase yang berubah. Cara ini paling baik, tapi paling sukar, biasanya
dipergunakan untuk pengiriman data dalam jumlah besar yang banyak dan
kecepatan yang tinggi. Bentuk PM yang paling sederhana adalah pergeseran
sudut phassa 180 derajat setiap penyaluran bit “0” dan tidak ada
pergeseran sudut bila bit “1” disalurkan.
MODEM (Modulasi dan Demodulasi)
Dalam
komunikasi data diperlukan alat untuk mengubah sinyal digital dengan
proses modulasi dan menerima data yang dikirimkan pada komputer untuk
diolah. Alat ini disebut dengan modulator-demodulator (modem).
Modem
menerima pulsa biner dari komputer, terminal atau alat lain dan
mengubahnya menjadi sinyal analog yang dapat disalurkan melalui saluran komunikasi.
Modulasi yang paling sederhana yang sering digunakan adalah FSK (Frequency Shift Keying) yang tergolong dalam FM. Tehnik lainnya adalah PSK (Phasa Shift Keying) yang tergolong dalam FM dan QAM (Quadrature Amolitude Modulation) yang merupakan kombinasi dari phasa modulation dan amplitude modulation.
Saluran komunikasi diukur dengan kecepatan data yang disalurkan
melaluinya. Untuk kecepatan 9600 bps keatas digunakan cara khusus.
Karena komunikasi data sistem komputer pada umumnya mempergunakan jaringan telepon maka sering
kali modem dilengkapi dengan fasilitas seperti auto dial (sistem
komputer dapat langsung memutar nomor telepon tujuannya dan modem akan
langsung bekerja bila hubungan telepon diperoleh) dan auto answer (modem dapat menghubungkan diri dengan sistem komputer tanpa pertolongan operator bila ada panggilan). Modem yang dioperasikan pada saluran telepon disebut voice band atau voice grade modem.
Hal penting dalam pemakaian modem :
· Laju transmisi data.
* kecepatan rendah ( sampai dengan 600 bps )
* kecepatan menengah ( 1200 s/d 2400 bps )
* kecepatan tinggi ( 4800 bps keatas )
· Mode komunikasi.
* simplex
* half duplex
* full duplex
· Sinkronisasi.
Untuk modem berkecepatan rendah dan menengah digunakan transmisi asinkron sedangkan untuk modem yang berkecepatan tinggi menggunakan transmisi sinkron. Sinkronisasi baik dengan cara asinkron maupun sinkron perlu memperhatikan :
* Waktu yang menentukan bilamana suatu bit dari data diterima (sinkronisasi bit)
* Bit yang mana dari suatu karakter yang sudah diterima (sinkronisasi karakter)
· Tehnik Modulasi.
3
tehnik modulasi yaitu AM (QAM), FM (FSK) dan PM (PSK). Kecepatan rendah
memakai metode FSK. Kecepatan tinggi memakai metode PSK.
· Standar Industri.
Standard yang digunakan secara internasional dikeluarkan oleh CCITT (Comitee Consultative Internationale de Telegraphique et Telephonique) antara lain :
* sampai dengan 300 bps CCITT V.21
* 600 - 1200 bps CCITT V.23
* 200 bps CCITT V.22
* 2400 bps CCITT V.26, V.26 bis
* 4800 bps CCITT V.27 bis
Standard yang digunakan secara internasional dikeluarkan oleh CCITT (Comitee Consultative Internationale de Telegraphique et Telephonique) antara lain :
* sampai dengan 300 bps CCITT V.21
* 600 - 1200 bps CCITT V.23
* 200 bps CCITT V.22
* 2400 bps CCITT V.26, V.26 bis
* 4800 bps CCITT V.27 bis
Pertimbangan tehnik dalam pemilihan modem :
· Kecepatan transmisi (transmision rate).
Sekurang-kurangnya harus dapat melayani volume data yang biasa dikirimkan.
· Turn-around Time.
Waktu yang diperlukan oleh modem untuk merubah fungsinya dari pengirim menjadi penerima atau sebaliknya berkisar antara 20 msec - 200 msec.
· Error Susceptibility (daya tahan terhadap error).
Modulasi PM lebih baik daripada FM untuk kecepatan diatas 4800 bps. Saluran komunikasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga error rate dapat kecil, proses ini disebut line conditioning.
· Realibility
· Cost (biaya)
Harus sebanding dengan kecepatannya.
· Maintainability (perawatannya).
Accoustic Coupler
Adalah modem yang dipergunakan melalui alat telepon. Modem ini mengubah sinyal biner menjadi sinyal akustik yang kemudian diberikan ke mikrofon dari pesawat telepon. Pada penerima sinyal akustik yang diberikan oleh loudspeaker dari pesawat telepon diubah oleh mikropon dari accoustic coupler menjadi sinyal digital kembali. Modem ini kehandalannya rendah dan sekarang sudah tidak banyak digunakan.
· Kecepatan transmisi (transmision rate).
Sekurang-kurangnya harus dapat melayani volume data yang biasa dikirimkan.
· Turn-around Time.
Waktu yang diperlukan oleh modem untuk merubah fungsinya dari pengirim menjadi penerima atau sebaliknya berkisar antara 20 msec - 200 msec.
· Error Susceptibility (daya tahan terhadap error).
Modulasi PM lebih baik daripada FM untuk kecepatan diatas 4800 bps. Saluran komunikasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga error rate dapat kecil, proses ini disebut line conditioning.
· Realibility
· Cost (biaya)
Harus sebanding dengan kecepatannya.
· Maintainability (perawatannya).
Accoustic Coupler
Adalah modem yang dipergunakan melalui alat telepon. Modem ini mengubah sinyal biner menjadi sinyal akustik yang kemudian diberikan ke mikrofon dari pesawat telepon. Pada penerima sinyal akustik yang diberikan oleh loudspeaker dari pesawat telepon diubah oleh mikropon dari accoustic coupler menjadi sinyal digital kembali. Modem ini kehandalannya rendah dan sekarang sudah tidak banyak digunakan.
Macam dan Penggunaan
Macam-macam Pengkodean Data Macam-macam kode antara lain: Kode Baudot, Standard Code (Americank figure. for Information Interchange), Kode 4 atau Kode 8, Kode BCD (binary code desimal), Kode EBCDIC. Kode-kode yang sering digunakan pada beberapa sistem komunikasi data dan dikenal oleh berbagai terminal diantaranya adalah Kode Tujuh Bit (ASCII) dan kode Ebcdic.
Kode Tujuh Bit (ASCII)
Kode tujuh bit yang dikenal dengan nama International Alphabet No 5 dari International
Standard Organisation (ISO). Di Indonesia lebih di kenal dengan nama kode ASCII (American Standard Code for Information Exchange).
Kode ini menyediakan 128 kombinasi karakter, 22 kode diantaranya
digunakan untuk fungsi-fungsi kendali seperti kendali piranti, kendali
format, pemisah informasi dan kendali pengiriman.
Kode ini merupakan kode alphanumeric yang paling populer dalam teknik komunikasi
data. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya sedangkan bit ke delapan dapat
ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity.
data. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya sedangkan bit ke delapan dapat
ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity.


kode EBCDIC
EBCDIC
(Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) merupakan set karakter
yang merupakan ciptaan dari IBM. Salah satu penyebab IBM menggunakan
set karakter di luar ASCII sebagai standar pada komputer ciptaan IBM
adalah karena EBCDIC lebih mudah dikodekan pada punch card yang pada tahun 1960-an masih jamak digunakan. Penggunaan EBCDIC pada mainframe IBM
masih terbawa hingga saat ini, walaupun punch card sudah tidak
digunakan lagi.Seperti halnya ASCII, EBCDIC juga terdiri dari 128
karakter yang masing-masing berukuran 7-bit.
Penggunaan Sistem Pengkodean Data
- Untuk mencirikan data atau memudahkan pengolahan
- Meningkatkan efisiensi memori
- Menjaga fleksibilitas data terhadap perubahan
- Perlu dirancang sekaligus pada saat perancangan struktur relasi
- Perlu dokumentasi yang jelas
- Memerlukan validasi & pengendalian integritas (utamanya: insert, delete, & update)
- Validasi & pengendalian perlu dilakukan secara tersistem
- Hanya digunakan dalam basis data, sedangkan pada tampilan monitor, kertas, & cetakan lainnya tetap menampilkan nilai sesungguhnya (kecuali untuk kode yang lazim digunakan)
Sumber: makalah nryulia.staff.gunadarma.ac.id



